- Back to Home »
- Naskah Drama »
- NASKAH DRAMA DOMBA-DOMBA REVOLUSI KARYA KARYA B. SOELARTO
Posted by : alifinunk
Kamis, 30 Oktober 2014
DOMBA-DOMBA REVOLUSI
Di suatu pagi,
sekira jam delapan tiga puluh menit, si Penyair sudah tiba kembali di Losmen
setelah keluar untuk mencari berita tentang keadaan di luar sejak pagi-pagi.
Dia mengambil
tempat duduk seenaknya di ruang tamu Losmen yang terletak di bagian depan.
Tatkala dia sedang enak mencari nada-nada dan lirik syair lagunya, Muncullah
si Pemilik Losmen dari pintu luar dalam dia yang dibalas senyum oleh Penyair.
Dengan senyum sejuk serta anggukan kepala sambil menerima hidangannya.
PEREMPUAN :
|
Sudah kuduga,
Bung tentu pulang dengan selamat seperti kemarin pagi. Kalau Bung keluar, aku
selalu cemas-cemas harap. siapa tahu…Bung ditimpa malang. Maklumlah dalam keadaan
begini ada peluru yang sering jatuh salah alamat.
|
PENYAIR :
|
Itulah yang
menjadi aku kagum.
|
PEREMPUAN :
|
Bahwa Bung
selalu selamat selama ini ?
|
PENYAIR :
|
Bukan, bukan
itu. Sebab terus terang saja, aku sendiri sebenarnya tidak begitu peduli
dengan keselamatanku.
|
PEREMPUAN :
|
Aneh…
|
PENYAIR :
|
Kedengarannya
memang aneh. Akan tetapi, begitulah…
|
PEREMPUAN :
|
Lalu apa yang
Anda kagumi ?
|
PENYAIR :
|
Pernyataan
saudari tadi.
|
PEREMPUAN :
|
Aku tidak
mengerti. Coba jelaskan…
|
PENYAIR :
|
Maksudku
pernyataan saudari itu. . . .
|
PEREMPUAN :
|
Ya.. Mengapa
??
|
PENYAIR :
|
Hikmahnya
terasa begitu puitis.
|
PEREMPUAN :
|
Apa itu
Pu-i-tis ???
|
Penyair menaruh
buku dan harmonikanya lalu minum wedang beberapa teguk. Kemudian, pandangannya
terarah pada si Pemilik Losmen, dengan sorot mata penuh arti, di tandai dengan
senyumannya.
PENYAIR :
|
Hemm. . .
Bagaimana cara aku untuk menjelaskan.
|
PEREMPUAN :
|
Apa tidak
dapat Bung menjelaskan dengan cara-cara yang
sederhana saja ??
|
PENYAIR :
|
Hemm..
Begini. Maksudku pernyataanmu tadi mengandung unsur-unsur rasa kasih sayang
begitu murni.
|
PEREMPUAN :
|
Oo Begitu ??
|
PENYAIR :
|
Ya.. Begitu.
Dan baru pertama kali aku merasa bahwa ada seseorang yang menaruh perhatian
terhadap keselamatan diriku. Dan yang memperhatikannya adalah Wanita.
|
PEREMPUAN :
|
Ah Bung ini
bicara yang bukan-bukan saja.
|
PENYAIR :
|
Tapi bagiku
tidak. Pernyataan barusan tadi adalah kata hati yang tulus.. Bukan Omong
iseng. Benar Demikian….?
|
PEREMPUAN :
|
Ya, ya Bung
tentu saja bisa bicara demikian. Kan Bung sekarang sudah jauh dari anak dan
istri. Jadi, sudah wajar kalau Bung
lalu dijangkiti rasa kesepian. Bukan maksudku merendahkan martabat lelaki,
tetapi naluri lelaki begitulah pada umumnya.
|
Penyair hanya
tersenyum sambil tertawa kecil…
PENYAIR :
|
Ketahuilah,
jangankan beristri, berpacaran pun Aku belum.Namun, Aku dapat memahami kalau
saudari akan sulit mem percayai omonganku tadi. Sebab sudah menjadi naluri
wanita, selalu penuh prasangka.
|
PEREMPUAN :
|
Bukankah itu
naluri yang baik. Tapi baiklah, omongan Bung tadi Kuanggap saja benar. Dan
bagaimana keadaan diluar sana Bung.. .?
|
PENYAIR :
|
Haa. . .
Pintar juga mengelak bicara ya. . . jika keadaan diluar sana menarik perhatianmu, baiklah.
Keadaan di luar tambah gawat.
Kota ini praktis dikosongkan sama sekali. Beberapa regu Tentara dan Laska
yang kemarin masih berjaga di beberapa tikungan jalan raya, kini sudah
lenyap.
|
PEREMPUAN :
|
Sedang
menyusun strategi rupanya mereka. . .?
|
PENYAIR :
|
Semoga saja,
Aku tak yakin akan ketahanan kota tengah ini. Seperti yang kau tahu saja,
sekarang hanya kau yang mau dan
mampu untuk tetap tinggal di kampong halamanmu ini. Kota ini nyaris mati . . . . .
|
PEREMPUAN :
|
Aku tak punya
banyak pilihan…(Melihat kearah lain)
|
PENYAIR :
|
Baiklah.. Aku
tak ingin menanyakannya sekarang.
|
DIAM. . . . .
(Penyair menyelurup wedang jahenya)
PENYAIR :
|
Terkadang
hidup pemurah untuk memberikan banyak pilihan. Tapi untuk saat ini, di tengah
kegetiran masa depan yang terasa sejengkal lagi. Dan di kota Tengah yang
kurasa sudah mati tanpa pengharapan, kita tak mempunyai banyak pilihan, waktu mendesak sesak. Tempat
semakin sempit saja, waktu mendesak
sesak, terhimpit. . . !!!
|
PEREMPUAN :
|
Ya.. Kau
benar. Tak banyak yang dapat kita perbuat. Kata-kata Penyair selalu menghujam
dan tepat sasaran, mengungkap seolah Ia saksi di dalamnya.
|
PENYAIR :
|
Aku hanya
mengatakan apa yang aku rasakan sekarang. Di luar sana kota ini seakan bisu, mereka
cepat sekali bertindak membuat
kita tak dapat berkutik dan. . . . . . .
|
Tiba-tiba
Pedagang masuk.
PEDAGANG :
|
Astaga. . . .
Aku menemukan sesuatu. . . . (dengan nafas terengah-engah)
|
PEREMPUAN :
|
Ada apa ?
Pertanda bahayakah. . .??
|
PENYAIR :
|
Ada yang
mengikutimu ? (Sambil memeriksa keadaan luar)
|
PEDAGANG :
|
(Menggeleng) . . . Tidak.
|
PENYAIR :
|
Masuk dan
tutup pintunya. Jadi apa yang kau lihat ? Yang kau temukan itu ?
|
PEDAGANG :
|
Tak jauh dari
sini, tepatnya di Blok seberang kiri seberang rumah ini, ada tempat
penyimpanan senjata para tentara itu. Katamu daerah ini jauh dari tempat
operasi mereka ? Meskipun mereka membela kota ini, tetap saja berbahaya untuk
kita, untuk kepercayaan mereka.
|
PEREMPUAN :
|
Entahlah..
Aku yakin daerahku ini paling ujung di pelosok, mereka tak mungkin membentuk
pertahanan ketat di daerah ini.
Seharusnya dimuara perbatasan selatan. Logikanya begitu. . .
|
PEDAGANG :
|
Apa mungkun
ini bukan persiapan pertahanan atau melainkan penyerangan. . . .??
|
PENYAIR :
|
Kau gila. .
.?? Habislah Kita. . .!!! Jarak kita dengan tempat penyimpanan itu hanya tak
sampai 1000 langkah. Cepat atau
lambat mereka akan menemukan kita.
|
PEREMPUAN :
|
Para tentara
dan laskar itu takkan percaya dengan warga sipil, sekalipun nenek moyang kota
Tengah semuanya sudah mereka amankan. ”Istilahnya” ke tempat lain. Tak
sadarkah kalian kita hanya bertiga disini. . .??
|
PEDAGANG :
|
Tenang. . .
.Tenang. . . . . Tempat itu tak berpenjaga. Aku sudah berkeliling
memeriksanya.
|
PEREMPUAN :
|
Sebentar. .
.berkeliling . .? Memeriksanya . . ? Kau katakan tadi pagi bahwa kau tak
berani untuk melihat keadaan di luar. Kau lebih memilih menjaga dirimu
sendiri. Tapi kau berkeliling dan memeriksanya. .?
|
PENYAIR :
|
Dalam desakan
dan kemiskinan kali ini akal semakin cerik saja, Kau berniat untuk memperjual
belikannya ?? Tak berotak dan merasa berotot kau rupanya. . .?
|
PEDAGANG :
|
Aku hanya
berusaha bertahan hidup dengan caraku. Dan, Hanya ini yang aku bisa.
|
PEREMPUAN :
|
Masuk akal
begitu ?? Siapa yang akan membeli ?? dan pastilah para tentara akan curiga
dengan barang-barang jualanku kelak !! Bodoh kau. . .
|
PEDAGANG :
|
Kau tak
berfikir, Kita hidup dengan apa . . .? ?
|
PEREMPUAN :
|
Kau masih
berfikir dengen perutmu !? Kau tidak berfikir tentang keselamatan kita ??
|
PEDAGANG :
|
Masih untung
aku memikirkan perut-perut kalian, tenaga kalian, untuk kita juga bertahan !!
|
PEREMPUAN :
|
Hei Kau. . .
. Kau Pikir tindakanmu hanya beresiko untuk dirimu saja. .? Arghh. . .
.bodohnya Kau, , , Jika kau mengambil barang-barang itu, Kau jual pada
tentara musuh, maka mereka akan menguasai kota Tengah dan mengalahkan
tentara-tentara kita. Menguasai kota Tengah, musuh jelas merugikan tak lebih
baik dari penguasa yang sekarang. Maka tempat ini. . . Losmen ini. . . Tak
tahu aku akan diapakan.
|
PEDAGANG :
|
Itu. . . .
|
PEREMPUAN :
|
Ya. Itu tak
pernah terpikir olehmu ! Karena, Kau . Oh tuhan. . .
|
Pedagang
terdiam . . . . . . . .
PENYAIR :
|
Sudahlah . .
. . ini takkan berakhir. Kau (Menunjuk Pedagang) cobalah berfikir
rasional, gunakan otakmu itu.
|
PEREMPUAN :
|
Kau . . . (Menunjuk
Pedagang) Bahaya !! Bahaya Semua, resiko kau, resiko kita ! Coba Kau
berpikir.
|
PEDAGANG :
|
Baik . . .
Aku mengerti !
|
PEREMPUAN :
|
Lalu
sebaiknya. . . .
|
PENYAIR :
|
Jarak tentara
dekat sekali dengan kita, kita ada dalam bahaya, sekalipun mereka membela
kita ! tapi kita ingin terbebas darinya bukan . . . ? Tapi. . . Tak mungkin
rasanya.
|
PEREMPUAN :
|
Jadi maksudmu
?
|
PEDAGANG :
|
Kita. . . .
|
PEREMPUAN :
|
Kita ikut
didalamnya. Dalam mempertahankan kota Tengah?
|
PEDAGANG :
|
Begitu
maksudmu . . . ??
|
PENYAIR :
|
Ya. . . Tepat
sekali, tak ada jalan lain, setidaknya kita dapat dipercaya.
|
Suara Bom,
tembakan, derap langkah Tentara membuka pintu Losmen terbuka dengan kerasnya. .
. . . . . .
kostum yang cocok untuk memainkan drama ini kira-kira apa ya?
BalasHapus